BPS : Tidak Termasuk Kategori Miskin Kalau Punya Pengeluaran Rp21.250 per Hari, Ini Penjelasannya

Garis kemiskinan terbaru ditetapkan sebesar Rp595.242 per kapita per bulan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Jika dihitung, ini setara dengan Rp148.750 per minggu atau Rp21.250 per hari.





photo : visualisasi AI






Badan Pusat Statistik (BPS) menetapkan garis kemiskinan per September 2024 sebesar Rp595.242 per kapita per bulan. Angka ini mencerminkan jumlah pengeluaran minimum yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar. Dengan penghitungan tersebut, seseorang dianggap tidak miskin jika pengeluarannya setara dengan Rp148.750 per minggu atau Rp21.250 per hari. Namun, apakah jumlah tersebut benar-benar cukup untuk bertahan hidup?

Berdasarkan data BPS, garis kemiskinan ini mencakup kebutuhan makanan dan non-makanan. Sebagian besar, sekitar 74,5 persen dari total garis kemiskinan dialokasikan untuk makanan, sementara sisanya untuk kebutuhan lainnya. Walaupun demikian, banyak pihak mempertanyakan apakah angka tersebut realistis di tengah meningkatnya harga kebutuhan pokok.

Laporan ini juga menjadi sorotan penurunan angka kemiskinan di Indonesia. Pada September 2024, persentase penduduk miskin tercatat sebesar 8,57 persen, menurun dibandingkan Maret 2024 yang sebesar 9,03 persen. Namun, di balik penurunan angka tersebut, tantangan hidup di bawah garis kemiskinan tetap menjadi sorotan.

Apa Itu Garis Kemiskinan?

Mengutip situs resmi BPS Jatim, garis kemiskinan adalah nilai minimum rupiah yang harus dibayarkan untuk memenuhi kebutuhan pokok hidup seseorang selama sebulan. Pada September 2024, angka ini ditetapkan sebesar Rp595.242 per kapita per bulan. Dalam rincian, Rp443.433 dialokasikan untuk kebutuhan makanan, dan Rp151.809 untuk kebutuhan non-makanan.

Angka ini dihitung berdasarkan harga pasar dari barang dan jasa kebutuhan dasar. Contohnya, untuk makanan, rata-rata seseorang membutuhkan 1,5 kg beras per minggu seharga Rp22.500. Selain itu, protein seperti telur dan ayam juga diperhitungkan dengan biaya masing-masing Rp13.500 dan Rp11.100 per minggu.

Namun, jumlah ini tidak hanya mencakup makanan. Kebutuhan listrik, transportasi, hingga barang-barang sehari-hari seperti sabun juga menjadi komponen penting dalam perhitungan garis kemiskinan.

Memiliki alokasi Rp21.250 per hari, seseorang harus membagi pengeluarannya untuk makanan, transportasi, dan kebutuhan lainnya. Sebagai contoh, konsumsi beras sebesar 0,2 kg per hari menghabiskan sekitar Rp3.000. Sumber protein seperti telur atau ayam menghabiskan sekitar Rp1.500 hingga Rp2.000 per hari.

Selain makanan, pengeluaran harian juga mencakup kebutuhan non-makanan. Biaya transportasi sederhana, misalnya, menghabiskan sekitar Rp7.000 per hari. Sementara itu, biaya listrik dan air rata-rata membutuhkan alokasi Rp5.000 hingga Rp6.000 per hari.

Namun, angka ini menunjukkan tantangan besar, terutama dengan kenaikan harga barang pokok. Realitasnya, banyak masyarakat yang harus mengorbankan kebutuhan tertentu untuk tetap bertahan hidup.

Tantangan Hidup di Bawah Garis Kemiskinan

Hidup dengan Rp595.242 per bulan bukanlah hal yang mudah. Banyak keluarga yang harus mengatur pengeluarannya dengan sangat ketat untuk memenuhi kebutuhan dasar. Sebagai contoh, kenaikan harga bahan makanan seperti beras dan telur dapat langsung memengaruhi daya beli mereka.

Selain itu, kebutuhan mendesak seperti kesehatan atau pendidikan sering kali tidak termasuk dalam perhitungan garis kemiskinan. Hal ini membuat banyak keluarga kesulitan jika menghadapi situasi darurat. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

10 Tools AI untuk Kebutuhan Konten Kreator

Tips Mengatur Keuangan Di Usia Muda